Luapan hati yang terdalam.

Sunday, 25 October 2015

"Mentari Hati"

Menatap sang mentari
dari celah-celah daun
Meski sinarnya
Tak lagi seterik
musim kemarau lalu
Tetap saja sinarnya
Begitu indah dipandang

Serpihan Hati meronta
Tuk berhenti Menatap
Sinar  silau itu
Tapi...
Meski sinarnya
Menghilang perlahan,
silaunya Tetap
Tak terelakkan

Ahhhh Lebih baik berlari...
Berteduh dari silau itu
Silaunya begitu sakit
Menembus batas kulit
Menerobos jantung
Yang berdetak Tak berirama
Hati meronta
Tuk terus Menatap sinarnya

Ah sudahlah hati...
Tak Perlu berdebat
Inilah takdir dunia
Raga ini tak kan mampu
Bersanding dengan mentari
Serta Sinar dan silaunya.

Berteduhlah Raga...
Biarkan sang mentari
Bersinar, berkilau
Dengan indahnya
Itu gambaran hati
Cinta yang abadi
Simpanlah sinarnya
Dalam hati.



In the middle of the night
The memory inside me

25 October 2015













Inilah serpihan yang Tertinggal
Tak hilang meski
bertarung dengan waktu

No comments:

Post a Comment